Cerita Kantor Masa Kini II

Pada fajar yang masih tidur
aku bangunkan dengan geberan mesin tahun ‘97
melintas jalan basah Jakarta
bekas tangisan pengemis laki-laki semalam
yang ditinggal istinya berburu
tujuh tahun lalu

Pada pagi yang mengantuk
aku ketuk pundak kananmu dengan gembok gerbang kantor
gesekan besi yang beririsan karat
seperti gaji yang tak mau geser posisi
meski kursi-kursi sudah
disumpali dinar dan air seni

Pada siang yang cemerlang
aku semai wajahmu dan
hantarkan nasi padang
dari hasil iuran tiap tangan
yang kaki-kakinya dipasung di bawah meja

Pada sore yang melamun
aku temani melinting sebatang kretek
menghitung koin-koin
dari saku
tempat berebut posisi antara tembakau dan korek

Pada malam yang sendiri
aku timang-timang sampai terlelap
sembari kupancal mesin lapuk
melaju menjalari pias Jakarta
(lagi)
kujumpai pengemis tua laki-laki
sedang menadah air kelopaknya
yang ditinggal istirnya meramu
tujuh tahun lalu

Pada Jakarta yang sayu
aku janjikan keluargaku
menjumputi rupiah
di depan gerbang
kantor-kantor pemerintah


–Kantor Pertanahan Jakarta Pusat (2022)

0 Tanggapan:

Posting Komentar

__________

ARSIP

MEMBILANG