Cerita Kantor Masa Kini IV

Urban

Genderang pip-pop jawa menggelantung di langit-langit
ruang persegi 15x15 meter

Bilik-bilik hijab
berhadap-hadap

memisah perintah dan laksanakan
menyekat pencitraan dan nyinyiran
melerai senyuman dan gunjingan
membatas basa basi dan caci maki
merekat realitas dan rekaan

Lirik-lirik jalan keluar sepiker
menyapa dada bekas deru mesin-mesin
merangkul pundak bengkak keluh rumah tangga
mengelus kepala migrain terbentur cicilan

Lirik-lirik membuka album keluarga
ibu berdoa di layar gawai
bapak berkisah dari dalam telinga
adik bermain matematika
mengurangkan angka-angka
dalam dompet bekas beli tiga tahun lalu

Lirik-lirik pulang dalam lagu
besok
lagi
diulangi
Daftar lagu yang itu
hingga waktu memangkas usia
tinggal setengah
pulang dengan lagu yang sama

***

Rural
Senin memanggil dari kerumunan dansa akhir pekan
apel pagi dan sarapan belum kelar menyambut sinar pekat
dinding dinding lapuk
lantai berselimut lumut
melihat
gerombolan manusia baris berbaris
menyaksikan mata beradu pandang
pada kepala dari mata-mata mereka

Bendera kusut melambai
menyaksikan
kepala-kepala
penuh kekosongan
bergegas masuk ruang-ruang penyemai

Keringat menyublim
mengikuti nasib yang tak mau seperti simsalabim

Pintu tertutup
terpaku seorang diri
menutup pintu-pintu yang lain
untuk kemudian
dibukakan lagi di hari-hari lain
dan
selamanya, sampai nyawa di ubun-ubun
dan umur sebatas angka

–Kantor Pertanahan Jakarta Pusat dan Kantor Wilayah Pertanahan D.I. Yogyakarta (2023)

0 Tanggapan:

Posting Komentar

__________

ARSIP

MEMBILANG