![]() |
Connecting People - Pixabay |
Saya sebenarnya hampir putus asa merawat blog ini, hampir ada 100 tulisan yang tidak jadi saya publis hanya karena malas menyelesaikan, atau memang sebuah tulisan seharusnya tidak pernah selesai? Tapi saya pikir kalimat barusan hanya akal-akalan kepala saya untuk menunda mengakhiri sebuah tulisan. Blog ini mungkin saya buat ketika menandai kelulusan dari SMP menuju SMA, itu sekitar tahun 2012, tapi dari tulisan yang dapat dilacak, blog ini baru membuahkan tulisan sekitar tahun 2013, tentu bukan tulisan yang baik, bahkan membacanya kembali serasa sedang menjilat pil pahit dan saya dipaksa menelannya, tidak dapat dipungkiri kalau itu tulisan buruk saja belum, jikalau tulisan itu dibubuhkan di atas kertas sudah pasti saya sobek-sobek, tapi niat untuk menyembunyikannya sebagai draf atau menghapusnya langsung saya urungkan, karena mau bagaimanapun itu tentu buah pikiran saya waktu itu, dan di lain itu menyimpan banyak cerita tentang teman saya waktu itu, yang sekarang jangankan bertemu, mendengar kabarnya saja tidak.
Blog ini lahir setelah sebelumnya beberapa blog lain yang pernah saya buat dan kemudian lupa nama pengguna atau kata sandinya. Blog ini saya buat dengan semangat untuk menuliskan jurnal perjalanan, tentu tahun itu saya mempunyai keinginan yang aneh-aneh seperti menyaksikan konser Sigur Rós di Jakarta misalnya, aneh pada waktu itu, mengingat kemiskinan dan tidak punya keberanian pergi jauh saling berkelindan, jangankan ke Jakarta, untuk menonton film di bioskop saja harus ke Semarang dulu dan itu dapat dihitung jari dalam setahun, kenapa Semarang? Itu adalah kota besar paling dekat dengan kabupaten tempat saya tinggal waktu itu. Blog ini juga sudah beberapa kali berganti nama, dari nama paling beken di masanya hingga nama samaran seperti blog-blog orang lain. Selain itu, tentu blog ini juga sudah sering sekali bertransformasi tampilan, hingga saya lelah sendiri dan meninggalkannya dengan tampilan paling sederhana dari sebelum-sebelumnya. Hingga suatu hari saya duduk di bawah pohon apel, kemudian dengan tidak sengaja kepala saya peyang kejatuhan apel, eh, tentu tidak, suatu hari di kelas perkuliahan, mungkin 5 tahun setelah blog ini ada, saya melamun untuk mengaktifkan blog ini lagi, tentu sebelumnya saya mencoba lagi membuat blog-blog lain dengan content management system (CMS) yang baru, dan semangat itu hanya datang sehari dua hari saja, kemudian setelah blog jadi saya tinggal lagi, begitu terus sampai puluhan blog dan website yang saya buat dan tingalkan, dan kembalinya tetap di blog ini lagi.
Tentu semangat yang melahirkan blog ini sangat naif kalau dipikirkan sekarang, alih-alih rajin menulis, saya malah lebih asik membaca cerita-cerita konspirasi dan sibuk mengunduh musik-musik bajakan, dan menikmatinya tiap mau berangkat sekolah. Tapi kalau dipikirkan lagi itulah hal-hal yang membuat saya senang sekali mengakses internet, kemudian bisa menghabiskan berjam-jam dalam hari saya hanya untuk duduk dan melototi berbagai macam visual piksel di depan monitor.
Saya tumbuh di kabupaten, tapi tahun-tahun sebelumnya sampai mundur di tahun saya dilahirkan ke dunia, saya tidak pernah mengenyam internet dengan baik, walaupun ketika kelas 4 SD saya sudah bisa mengakses internet mahal lewat ponsel bapak yang perlu bantuan antena kemudian disalurkan ke kabel dengan sebuah holder yang mengkonduksi aliran gelombang elektromaknetik yang ditangkap antena di luar rumah kemudian dipasangkan di ponsel untuk mendapatkan sinyal lebih baik. Dan saya baru dibelikan ponsel oleh orang tua ketika kelas 6 SD menginjak SMP, ketika SMP saya pindah ke kota kabupaten, sejak saat itulah persinggungan saya dengan internet sangat intens. Untuk mengenang masa-masa menggembirakan itu saya menulis ini.
Beberapa hari lalu Sabda Armandio, penulis ajaib itu, menelurkan sebuah platform atau sejenisnya bernama S7EPS, tempat dia akan menuliskan banyak cerita yang tentu ajaib pula seperti orangnya. Saya tentu tidak kenal secara langsung dengan Dio, walaupun sosoknya bisa ditemui secara langsung dan sebenarnya cukup mudah apabila niat mencarinya, tapi saya lebih suka menyaksikan kebiasannya di dunia maya, mulai dari bermain bass, main skateboard yang tidak serius, menulis cerita-cerita fiksi ilmiah, dan tentu saja menuliskan banyak hal di berbagai blognya. Betul, orang ini juga punya banyak blog, saya pernah iseng menelusuri berbagai blog yang masih bisa diakses, lebih dari 4 yang bisa saya temui, sebenarnya saya yakin lebih dari itu, karena saya menelusuri dengan semangat iseng saja dari berbagai tautan di blog yang dia cantumkan di profil sosmednya, sekarang saya hanya mengingat blog paling sering saya kunjungi di tahun 2016-2017, yaitu laserfaxmachine[]wordpress[]com, walaupun sejak awal 2018 blog ini sudah mati, tapi mayatnya masih bisa diciumi atau sekadar dipandang-pandang dari jauh. Dio pernah cerita kalau dia banyak membuat blog dari berbagai CMS dan selalu dan masih merasa tidak nyaman dengan itu, yang akhirnya membawa dia kepada eksperimen berikutnya membuat S7EPS. Tentu saya bagian dari segelintir orang yang senang mendengar itu, dan ketika laboratorium itu dirilis dengan sigap saya hentikan aktivitas harian saya waktu itu untuk segera menuju ke sana, dan hanya dengan membaca tulisan berjudul "Hello, Word!" (kalian pasti tidak asing dengan judul itu), ingatan saya tentang pertama kali membuat blog tersulut di kepala secara tiba-tiba, semacam terbawa oleh gelombang elektro magnet yang sangat besar dan menelan seluruh tubuh saya kemudian diayunkan ke tahun 2010-2013, dan tiba-tiba saya duduk di salah satu bilik warnet di bilangan Pasar Sleko, Kab. Pati.
Saya sangat berterima kasih kepada pertemuan semacam itu, hal-hal baru yang mengingatkan kepada masa lampau. Ingatan dengan masa lalu tidak selamanya buruk, dalam artian banyak orang memaki masa lalu yang katanya tidak perlu dibahas lagi di masa sekarang, sialnya saya suka sekali dengan masa lalu. Termasuk hal-hal yang pertama kali saya akses ketika memiliki kebebasan kecil mengakses internet lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan kebiasan berlebihan mengakses internet itu membuat mata saya menjadi rabun, tentu bukan karena aktivitasanya, tapi perilaku saya yang suka mengakses internet dengan posisi tubuh yang tidak baik, dengan jarak pandang yang buruk, kadang sambil tiduran, kadang sambil jongkok dan posisi-posisi ganjil lainnya. Saya pikir hari-hari kedepan akan sering mengakses S7EPS, selain untuk membaca cerita-cerita ajaib, tentu hanya untuk sekadar mengingatkan akan blog-blog yang pernah saya buat di masa lampau dan sekarang hanya menyisakan ini yang tentunya bukan blog yang baik pula. Tapi mungin karena lahirnya S7EPS akan membuat semangat saya menulis di blog ini datang kembali dan berpuluh tulisan yang tidak jadi saya publis itu bisa saya selesaikan.
Hal-hal yang membuat saya jatuh hati dengan blog adalah cerita-ceritanya, dari sana saya bisa banyak mengenal jenis cerita dan membukakan ke banyak informasi yang lain. Dunia yang sudah buruk ini tentu lebih memungkinkan memunculkan pesisime daripada optimisme menjalani hidup yang baik, tapi setidaknya di ambang pesimis itu saya tetap mau membaca cerita di internet. Tentu kalau saya pikir cerita-cerita yang saya konsumsi di awal-awal mengakses internet justru cerita-cerita konspirasi (kalau tidak mau disebut hoax) tentang 666 sampai dengan ikan pari bentuk dari kutukan mausia. Hal-hal semacam itu memang tidak muncul di meja makan internet jaman sekarang, tapi hidangan hoax selalu berubah bentuk dan bertransformasi dengan hal-hal buruk lain, seperti kebencian, serangan rasis, dan agenda-agenda buruk dari suatu kelompok atau individu ke manusia liyan. Itu menandakan bahwa internet di masa sekarang tidak menawarkan hal yang lebih baik, alih-alih membahagiakan, hari-hari belakang justru sering membuat urat leher menegang, bahkan hanya untuk menaguk segelas berisi air putih saja rasanya berat sekali setelah membaca berita bertajuk "Seorang ibu meninggal dengan memeluk 3 anaknya di Pati...". Komunitas yang hanya berjalan dengan sistem zero sum game seperti ini memang layak dikencingi sambil meratapi kesepian demi kesepian tak berujung.
Walau di beberapa tahun terakhir saya sangat keranjingan dengan cerita-cerita solarpunk, tapi saya lebih meyakini di zaman sekarang menjalani hidup distopia lebih masuk akal ketimbang membayangkan utopia yang jauh itu. Daripada sibuk mencemooh, dan kesepian yang sering menjalar di sekujur tubuh tak akan usai dengan caci maki, maka kembali menyulut semangat mengakses cerita-cerita baik seperti pertama kali mengakses internet layak dilakukan. Dan dengan itu saya akan tetap mengingat-ingat bagaimaan saya masih pemula dalam mengakses internet, yaitu membaca banyak cerita (yang semoga banyak yang baik) dan mengolahnya menjadi output yang semoga tidak merusak apapun.
0 Tanggapan:
Posting Komentar