Persatuan


Tiap senin dibacakan Pancasila oleh seorang pembina upacara di lapangan sepakbola belakang sekolah, tiap kepala mengosongkan pikiran, lalu masuk ke kuping kiri tertahan di tengah-tengah, ada gemuruh orang menutup lubang kuping kanan

Ide itu berputar putar sembari makan memori dalam kepala, terus begitu sepanjang minggu, sepanjang bulan hingga menjalar tahun demi tahun, mengendap

Sebuah tahun yang berganti, dunia kerja menyambut badan-badan keluar dari kawah produksi buruh, siap diserap lapangan kerja

Plot-plot disiapkan, manusia setengah robot siap memasuki bilik-bilik ruang kerja
ada sebagian jiwa manusia yang mendominasi, munculah pertanyaan dalam kegiatan
“Apa ini keadilan?”
“Apa ini pekerjaan?”

“Pulanglah jika tak nyaman”

yang menyatukan kita hanya kepentingan, yang menyatukan kita hanya kepentingan
yang menyatukan kita hanya kepentingan

0 Tanggapan:

Posting Komentar

__________

ARSIP

MEMBILANG