Sekuntum Bunga Kupetik-petik Kusumpili Telingamu

Kakek dan Nenek bergandengan tangan

Cerita ini terjadi dua tahun lalu di Bangli, Bali.

Ketika pandemi masih ganas-ganasnya dan pagi itu saya keluar untuk jalan sendirian di Desa Bebalang, Kecamatan Bangli sambil mencari sinar matahari. Pada jarak kurang lebih satu kilometer yang sudah saya tempuh, saya melihat kakek-nenek berjalan berdua memakai masker, Si kakek berbaju putih dengan celana panjang kain dan Si nenek memakai baju berwarna cokelat dipadu rok berwarna hitam. Lalu saya lambatkan langkah jalan untuk tetap berada di belakang mereka, walaupun tetap saja beberapa kali saya menyusulnya. Untuk gambaran, kita berjalan di jalan pedesaan yang memutar kompleks perumahan, sehingga kita hanya memutar jalan yang itu-itu saja.

Diputaran ke-empat saya menyusul mereka, tiba-tiba kakek berbaju putih itu memanggil saya, lalu bertanya soal walkman yang saya bawa, waktu itu saya memang menenteng walkman  Sony sambil memutar kaset pita yang dinyanyikan Ria Angelina album Birunya Rinduku (1984). saya bercerita walkman ini saya dapatkan di Yogyakarta dan kaset yang di dalamnya saya temukan di Pasar Loak Comboran Malang, dan seterusnya dan seterusnya perbincangan kita sambil jalan lambat, sampai ketika Si nenek ingin mendengarkan suara yang keluar dari walkman, lalu segera kulepas jack earphone yang menempel di walkman sehingga suara dapat keluar lewat spiker, waktu itu sedang memutar lagu Bersemi Mewangi (track ke-6, side A). Lalu mereka berdua saling pandang dan tersenyum lalu berbisik, saya mendengarkan bisikan itu, tentu mereka mengucapkan dalam bahasa dan logat bali, kalau saya tidak salah intinya mereka tau lagu itu dan ada satu kalimat nenek itu yang paling saya tau maksudnya “lagu kita ini!” (Bayangkan ucapannya dalam logat bali).

Setelahnya kakek bercerita juga dulu punya banyak kaset dan kompo, tapi sudah dijual semua 15 tahunan lalu. Sambil berjalan lambat sekali saya tetap menyertai mereka berdua, tiba-tiba Si kakek menunduk dan mengambil satu bunga kamboja yang jatuh dari salah satu halaman rumah yang kami lewati, lalu bunga itu disumpilkan ke telinga sebelah kiri Si nenek, kejadian itu terjadi begitu cepat dan mengharukan, kemudian kakek bilang lagu yang cocok buat pagi ini harusnya Pelangi Cinta-Jamal Mirdad, “Ahhhhhh, saya juga punya kasetnya!” refle saya menimpali.

Kakek-nenek pagi itu sepertinya bahagia sekali, begitupun saya. Di pagi-pagi selanjutnya saya tidak pernah lagi bertemu mereka berdua. Doa saya: semoga sampai hari ini mereka tetap rajin melakukan kegiatan “Sekuntum bunga kupetik-petik kusumpili telingamu”.

0 Tanggapan:

Posting Komentar

__________

ARSIP

MEMBILANG